Rumah Bolon
Rumah Adat Batak
didalam Huta Siallagan terdapat rumah adat tradisional Batak sebanyak 8 buah. Biasanya
satu rumah dihuni lebih dari satu sampai empat keluarga (suami isteri dan anak).
Rumah-rumah adat di huta ini masih bentuk asli dan diperkirakan berumur ratusan tahun,
sesuai dengan perkembangan waktu sebagian bahannya misalnya dinding, tiang dan atap
telah diganti/diperbaharui karena rumah adat asli dengan bahan bangunan dinding/lantai
dari kayu tanpa paku dan atapnya bahan ijuk.
Bangunan rumah Batak berdiri diatas tiang-tiang yang kokoh sehingga terdapat ruangan
bawah yang disebut “bara” biasanya digunakan untuk kandang hewan piaraan. Bara ini
dikelilingi oleh tiang-tiang penyangga rumah yang satu sama lain dihubungkan dengan
“ransang” yakni papan kayu tanpa paku Bagian tengah rumah Batak tidak mempunyai kamar,
ruangannya terbuka namun penggunaan lantai ruangan memiliki aturan antara lain disebut
rumah soding, rumah suhut dan sebagainya. Bagian atas tidak mempunyai plafon, hanya pada bagian depan
dan belakang atas terdapat ruangan yang disebut “Parapara”.
Parapara di bagian depan biasanya dipergunakan untuk menyimpan benda-benda adat atau
juga tempat alat musik tradisional disimpan, konon juga digunakan sebagai tempat yang
aman untuk mengintip kondisi yang terjadi diluar rumah dalam huta. Para-para bagian
belakang dipakai sebagai tempat menyimpan peralatan dapur dan bahan makanan persediaan.
Bagian atap rumah Batak bebentuk kerucut dengan ujung bagian belakang lebih tinggi
menjulang ke atas daripada ujung bagian depan (lihat gambar grafis rumah adat Batak)
Jika diperhatikan dari luar, bagian depan rumah adat Batak dihiasi ukiran khas Batak
disebut Gorga yang terdiri dari 3 warna (putih, merah dan hitam) yang memiliki
arti/makna tersendiri. Juga terdapat berbagai ornamen benda-benda khas antara lain
seperti ornamen yang dinamakan Gaja Dompak, Singa-singa, Pane Nabolon dan Dila Paung.
Menurut para orangtua, ornamen ini diyakini berfungsi untuk menangkal roh jahat yang mau
masuk kedalam rumah tersebut dan menjaga penghuni rumah dari gangguan ilmu gaib atauyang
menimbulkan hal buruk terhadap masyarakat di huta Siallagan.
Selain itu juga terdapat ornamen lambang payudara/buah dada wanita (Bahasa Batak : bagot
atau panusuan atau situngkol bulusan), sebanyak 4 buah. Ornamen ini melambangkan
kesuburan dan kekayaan, biasanya ditempatkan pada rumah Raja atau rumah orang dermawan,
yang suka memberi bantuan bagi mereka yang kekurangan. (bandingkan : Pengertian Raja
bagi masyarakat Batak).
Masuk ke dalam rumah adat Batak kita harus melalui tangga yang ditempatkan pada bagian
tengah dan kita harus berhati-hati dan merunduk agar tidak terantuk pada kayu palang;
maknanya bahwa kita sebagai tamu harus sopan, santun dan hormat mendatangi pemilik
rumah. Tangga ini biasanya terdiri dari 3, 5 atau 7 anak tangga (dahulu, hitungan ganjil
bagi rumah orang yang dihormati atau rumah Raja, sedang untuk rumah pembantu atau orang
yang miskin).